Senin, 18 November 2019

Meniti Rembulan Dalam Puisi

*MENITI REMBULAN DALAM PUISI*

Apa yang paling menarik dari hati kita kekasihku
Ketika malam menghamparkan sebidang jalan
Dan rembulan terbit dari dalam puisi

Kau tersenyum
Mendekapku erat di balik jendela
Sehingga terbaca juga
Suka duka kita yang tergantung disana

Sudah hampir seperempat abad
Kita susuri jalan-jalan rembulan
Yang terbentang diantara ribuan puisi

Kita telah sama-sama menuliskan cinta pada hati kita
Pada musim semi bunga pengantin
Pada angin
Dan juga
Pada langit dan bumi

Ketika aku sibak gerai rambutmu
Menciumi aroma masa silam yang poranda di kerut mata
Aku merasa lumpuh mendaki kharismamu
Dan aku bertanya
Apa yang paling menarik dari hati kita

Angin boleh berkesiur
Bunga-bunga boleh bergoyang
Menina bobokan segala isyarat dan firasat
Tetapi kita musti tetap terjaga
Karena hati kita telah hadir dengan begitu istimewa

Penuh dengan aneka warna jalan
Dengan rembulan dan puisi sebagai pemandu riskan
Serta peluk cium kita sebagai pecinta

Sudah hampir seperempat abad
Kususuri bibirmu yang lembut memagut
Dan bau tubuhmu yang selalu liar membangkitkan cemburu
Tetapi aku tetap tak mampu menjangkau harkat setiamu atas hidupku
Sehingga ketika kupeluk tubuhmu lebih erat lagi
Aku masih saja bertanya
Apa yang paling menarik dari hati kita

Dan di balik jendela ini
Ketika kau kembali melempar senyum
Merebahkan kepala di dadaku
Kaupun bertanya
Apa yang menarik dari hati kita

Kemudian matamu terpejam
Sedikit hangat nafasmu menjalari dada
Kau mau tahu soal hati sayang?
Ketika kau anggukkan kepala
Kubawa sukmamu
Meniti jalannya rembulan di dalam puisiku malam ini
Sebab kita musti harus tahu apa itu hati

*By: Urip Iku Urup*
*Surabaya 01-11-19*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manunggal Ing Roso

 MANUNGGAL ING ROSO Karya: Urip Iku Urup Mendaki puncak sepi, tapakan jiwa dari bising resah menjamah Di dataran rendah, kumuh batin ber...