*BINGKAI RINDU*
*Karya:Urip Iku Urup*
Sepertinya kita memang harus berdamai dengan diri, mengasingkan perasaan yang tumbuh namun tak direstui hati. Kita itu terkadang memang bodoh, tak pandai membawa hati dan ceroboh.
Seperti ketika dibujuk sepi lalu diam-diam kita menautkan hati di kedalaman laut yang kita sebut juga dengan samudera rasa
Berenang-renang bak anak kecil yang baru bertemu dermaga, tanpa peduli gelombang pasang menenggalamkan
Semakin dalam larut dalam perasaan.
Bagaikan dipaksa pulang, walau hati masih enggan tuk beranjak. Senja di duniamu telah menggulung malam, lalu erat kau di dekap dengan sepasang pelukan.
Aku cemburu pada langit, pada bulan, pada bintang yang selalu ada di sisimu. Mencuri senyum bahagiaku yang baru saja meranum. Bibir ini masih basah oleh ucap rindu, namun sekejap saja berubah gelisah tak menentu
Aku yang didera rindu
Namun justru dia di pelukmu!
Membuai mesra helai demi helai rambutmu,
Meminang bola mata yang terkadang pernah menatapku dengan cinta.
mendapatimu di pagi buta hingga ujung senja.
Di mana kata rindumu yang pernah meluruhkan risauku?
yang pernah mengisi ruas-ruas iga dengan ulasan kata cinta.
Yang pernah kuharapkan tumbuh menjadi tulang rusuk lalu menyatu di tubuhku.
Kini kau memang tumbuh,
Namun sebagai duri yang menusuk palung hati,
Sebagai cinta yang semi namun menepi menjauhi
Aku yang berharap mencair di dadamu, hanya menjelma syair dengan sejuta elegi.
Masih adakah unggun di dadamu kekasih?
Untuk kujadikan bara di antara kebekuan ini. Karena sungguh rindu ini masih utuh, tak berkurang justru semakin merindang.
Datanglah, walau hanya sebagai kembang yang memutik di ubunku, biar ku jadikan tembang kenangan di antara kehancuran hati, yang pernah ada di duniamu, melukis warna di harimu, walau aku masih ragu benarkah debar itu juga riuh di dadamu.
Sebagaimana rasaku yang selalu tumbuh dan tak mampu membunuhnya.
*Surabaya 25-04-18*
Selasa, 29 Oktober 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Manunggal Ing Roso
MANUNGGAL ING ROSO Karya: Urip Iku Urup Mendaki puncak sepi, tapakan jiwa dari bising resah menjamah Di dataran rendah, kumuh batin ber...
-
Karya: Urip Iku Urup 🧕🏻 Wisteria salju, pesona terjelita dari flora lembah kasih Cendawan mengusam di paras tampanmu, sebuah cadik...
-
*NIMBOSTRATUS PRACEPITATIO* Andai cirrostratus, altostratus jingga bisa bicara Akan menepis sunyi mencekam jiwa Rebahku bercumbu di ban...
-
🍂SEPARUH MALAM🍂 Oleh : Urip Iku Urup Separuh malam memahat sunyi Jiw...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar